The Window
Malam itu, hujan deras mengguyur kota. Di kamar apartemen lantai atas, Hana duduk di tepi tempat tidur, matanya kosong menatap jendela kaca besar yang berembun. Dia memeluk sweater tua milik kakaknya, Naya, yang meninggal sebulan lalu. Suara gemuruh petir tak mampu mengalihkan pikirannya dari rasa bersalah yang terus menghantuinya. "Aku seharusnya bersamanya waktu itu," bisiknya pada diri sendiri, air matanya mengalir. Saat jam dinding berdentang tengah malam, Hana mendengar sebuah suara. Suara lembut, seperti bisikan, namun rasanya dekat di telinganya. “Hana...” Suara itu memanggil namanya dengan nada yang lembut, hampir menenangkan. Hana terdiam, matanya melirik ke sekitar ruangan, tetapi tidak ada siapa pun. Hana mencoba mengabaikan suara itu, mengira itu hanya imajinasinya. Tapi suara itu tidak hilang. Bisikan itu terus memanggilnya, hingga akhirnya dia bangun dari tempat tidur dan berdiri di depan jendela. Tidak ada apa-apa di luar sana, hanya gelap dan bayangan gedung d...